Selasa, 08 Mei 2012

Keunikan Tradisi Upacara Kepus Puser

Pernahkah Anda menyaksikan atau paling tidak mendengar Upacara Kepus Puser di Bali?Bali memang selalu menyajikan keunikan, daya tarik baik dari alamnya maupun dari tradisi-sosial masyarakatnya yang masih dipertahankan hingga kini. Upacara Kepus Puser ialah upacara yang dilakukan bertepatan dengan lepasnya tali puser bayi yang dalam anggapan masyarakat Hindu Bali hal “sakral” itu sudah selayaknya untuk diupacarakan. Menarik!
Makna Upacara
Apa makna Upacara Kepus Puser ini? Sejatinya, upacara ini bermakna ganda yakni (i) berakhirnya masa tugas sang Catur Sanak yang telah melindungi dan menjaga bayi secara lahir, dan (ii) Masuknya kekuatan spiritual Sang Catur Sanak kedalam tubuh si bayi secara batin dan memohon kesucian, keselamatan kepada Hyang Widhi agar hidupnya tercapai. Dan sebagai tanda ikatan, bayi memakai gelang benang ditangannya.
Adapun yang menjadi sarana pembersihan dalam upacara ini yakni;
-  Banten penelaahan: beras kuning dan daun dadap.
-  Banten kumara; nasi putih kuning, beberapa jenis kue, buah-buahan, canang, lenga wangi, burat wangi, dan canang sari.
-  Banten labaan; hidangan berupa nasi lengkap dengan lauk-pauknya.
-  Segehan empat buah dengan warna merah, putih, kuning, dan hitam yang masih-masingnya berisi bawang, jahe dan garam.
Pelaksanaan Upacara Kepus Puser ini diadakan di dalam rumah, terutama sekali di areal dimana bayi itu tidur. Yang menjadi pemimpin dalam Kepus Puser ini ialah sesepuh dari keluarga yang bersangkutan atau orang tua si bayi sendiri.
Proses Upacara Kepus Puser ini adalah sebagai berikut:
- Puser bayi yang telah lepas dibungkus dengan kain putih lalu dimasukkan ke dalam “ketupat kukur” (ketupat yang berbentuk burung tekukur) disertai dengan rempah-rempah seperti cengkeh, pala, lada dan lain-lain, digantung pada bagian laki dari tempat tidur si bayi.
- Dibuatkan kumara (pelangkiran) untuk si bayi, tempat menaruh sesajian.
- Di tempat menanam ari-ari dibuat sanggah cucuk, di bawahnya ditaruh sajen segehan nasi empat warna, dan disanggah cucuk diisi dengan banten kumara
- Berdoa kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa), memohon keselamatan agar kehidupan si bayi kelak memperoleh keseimbangan secara lahir  maupun batin dan menjadi orang yang berguna.
Selamat Berkunjung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar