Kamis, 27 Oktober 2011
[WARNING] Hindari Kawasan Istana Besok, Intelijen Kabari Polri Ada Aksi Besar 28 OKT 2011
Dua Tahun SBY-Boediono
Intelijen Kabari Polri Aksi Besar 28 Oktober
Senin, 24 Oktober 2011 | 12:45 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Mabes Polri memerintahkan Kapolda Metro Jaya, Irjen Untung Rajab melakukan pengamanan aksi besar-besaran yang menurut informasi intelijen akan digelar pada 28 Oktober mendatang. "Ya, kami sudah mendengar adanya informasi (demonstrasi) itu dari intel. Kami sudah menyiapkan Renpam yang akan dipimpin Kapolda Metro Jaya," terang Kadiv Humas, Irjen Pol Anton Bahrul Alam, Senin (24/10/2011).
Persiapan Rencana Pengaman (Renpam) ini dibuat menyusul rencana aksi besar-besaran yang akan dilakukan sejumlah kelompok pada 28 Oktober mendatang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Informasinya, aksi besar-besaran akan dilakukan di Gedung DPR untuk menuntut diturunkannya Presiden SBY karena kecewa jalannya pemerintahan yang dinilai gagal total (gatal). Bahkan beredar kabar akan ada upaya tindakan anarkis memanfaatkan momentum aksi tersebut.
http://nasional.inilah.com/read/deta...sar-28-oktober
Awas Hoax Skenario Demo & Penjarahan Aset Tionghoa
Rabu, 26 Oktober 2011 | 10:10 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi menjamin tidak akan ada kerusuhan saat aksi demonstrasi besar pada 28 oktober nanti. Apalagi jika sampai terjadi penjarahan dan kekerasan terhadap etnis Tionghoa sebagaimana tragedi 1998. Adhie menjamin isu yang beredar di masyarakat belakangan ini adalah berita palsu alias hoax.
Tujuan penyebaran berita palsu itu, katanya, untuk menebar rasa takut di kalangan masyarakat, dengan demikian gerakan perubahan yang tidak mendapat simpati publik. “Cara-cara kasar dengan menebar teror semacam ini tidak akan berhasil meredam gelombang perubahan yang diinginkan rakyat. Apalagi etnis Tionghoa turut serta dalam gerakan ini,” ujar Adhie dalam keterangan tertulis yang diterima INILAH.COM, Rabu (26/10/2011).
Jubir presiden era Gus Dur ini menjelaskan, langkah awal gerakan perubahan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Perubahan ini, justru dimulai oleh kalangan lintas etnis termasuk Tionghoa. Bersama komunitas lintas agama yang belum lama ini melakukan doa dan puasa bersama di depan Istana Negara karena prihatin atas kemerosotan etika dan moralitas penguasa yang korup.
Adhie yakin, perlawanan rakyat terhadap rezim yang terindikasi korup ini akan terus meningkat dan terjadi di seluruh Indonesia. Tapi dengan cara-cara damai dan dalam suasana seperti pesta demokrasi. “Makanya saya minta aparat keamanan (polisi) jangan melakukan provokasi dengan tindakan represif. Ingat, tugas aparat keamanan menurut UU adalah menjaga keselamatan presiden dan keluarganya. Bukan menyelamatkan kekuasaannya yang korup dan tidak pro-rakyat,” tegas Adhie.
http://nasional.inilah.com/read/deta...-aset-tionghoa
Heru Lelono: Presiden Tidak Khawatir Demo 28 Oktober 2011
Kamis, 27 Oktober 2011 , 06:54:00 WIB
RMOL. Presiden SBY tidak khawatir terhadap ancaman sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang akan melakukan demo besar-besaran 28 Oktober 2011. “Silakan saja demo. Ini kan negara demokrasi. Pemerintah me*lindungi hak-hak kebebasan mengemukakan pendapat. Tidak ada yang melarang, asalkan dila*ku*kan sesuai aturan yang ada,” ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi Heru Lelono, kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, ke*marin.
Sebelumnya, Sekretaris Jen*de*ral Gerakan Mahasiswa (Gema) Kosgoro Dian Assafri menga*ta*kan, aksi besar-besaran yang akan dilakukan pada 28 Oktober 2011 diperkirakan dihadiri 142 or*ga*nisasi kepemudaan dan ke*ma*ha*siswaan. “Masing-masing or*ga*nisasi pesertanya 1.000 orang,” ujar Dian, Senin (24/10). Rencananya, lanjut Dian, para pengunjuk rasa akan menggelar aksi di depan Istana Negara Jakarta untuk memperingati dua tahun kinerja pemerintahan SBY-Boediono. “Ini sebagai evaluasi agar pe*merintah bisa mawas diri,” tegasnya.
Heru Lelono selanjutnya me*nga**takan, aksi tersebut hen*dak*nya dilakukan dengan tertib. Se*bab, negara demokrasi hanya men*jamin kebebasan untuk ber*bicara, bukan kebebasan untuk berbuat apa saja. “Kebebasan berbuat apa saja tidak ada di negara mana pun. Ada batasan-batasan dan aturan yang harus ditaati saat melaku*kan demo,” tuturnya.
http://www.rakyatmerdekaonline.com/r...-Oktober-2011-
-----------------
Biasalah menjelang akhir tahun seperti ini, akan banyak demo-demo dengan berbagai pesan dan kepentingan, soalnya banyak duit yang baru cair dari berbagai proyek (baik Swasta maupun APBN) di bulan-bulan Agustus sampai Oktober itu setiap tahunnya, sehingga ada saja yang memakainya untuk kepentingan politik. Kali ini demonya mungkin saja agak besar seperti tahun lalu karena banyak kelompok 'vested interest' yang punya agenda kepentingannya dan berupaya memperoleh perhatian Presiden dan Rakyat (via siaran LIVE tivi). Mereka misalnya kelompok buruh yang frustasi dengan sistem 'out sourcing' yang semakin mencekik itu; kelompk yang tak ;puas dengan resguffle KIB II akibat golongannya terpinggirkan' kelompok LSM pro-Asing yang kegiatan bisnisnya disini mulai terancam oleh kelompok 'vested interest' lainnya di dalam negeri'; kelompok BSH yang mulai frustasi karena peluang untuk bergerak semakin sempit; kelompok bisnis yang merasa lahan bisnisnya mulai di rebut kelompok bisnis lainnya yang dekat dengan kekuasaan; dan banyak lagilah!
Source
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar