Kamis, 05 April 2012

Jokowi Dapat Saweran Dana dari Pedagang Solo

Sebagian masyarakat Surakarta tidak rela jika ditinggal Wali Kota Surakarta Joko Widodo menjadi Gubernur Jakarta. Masyarakat merasa sedih jika sosok yang sering disapa Jokowi tersebut akhirnya harus meninggalkan Solo dan pindah ke Jakarta.


foto 

Meski begitu, dukungan untuk Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama di pemilihan Gubernur Jakarta terus mengalir. Tidak hanya berbentuk dorongan moral, tapi juga finansial.

Seperti yang dilakukan oleh paguyuban penjual roda di Pasar Klithikan Notoharjo, Rabu, 4 April 2012. Saat Jokowi berkunjung ke pasar tersebut, secara spontan para pedagang mengumpulkan uang untuk mendukung kampanye Jokowi di Jakarta.

Uang saweran mulai nominal Rp 500 hingga Rp 100 ribu secara sukarela dimasukkan para pedagang dalam sebuah kotak bertulisan “Sumbangan Untuk Jokowi”. Setelah terkumpul, uang tersebut diberikan kepada Jokowi.

Ketua Paguyuban Pedagang Bolo Roda Bibit Rudiyanto mengatakan, sejatinya dia dan rekan-rekannya tidak rela Jokowi nyalon menjadi Gubernur Jakarta. Tapi karena untuk kepentingan yang lebih besar, akhirnya dia berusaha merelakan. “Sebenarnya kami sangat sedih,” katanya.

Dia menyebut aksi penggalangan dana di atas murni dari masyarakat untuk mendukung kampanye Jokowi di Jakarta. Dia mengakui jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan kampanye yang bisa mencapai miliaran rupiah. “Ini hanya sebatas menunjukkan dukungan masyarakat,” ucapnya.

Jokowi sendiri mengaku terharu atas sumbangan para pedagang. Tampak matanya berkaca-kaca menahan haru. Jokowi yang menjabat Wali Kota Surakarta sejak 2005 merasa dukungan tersebut semakin menambah beban bagi dirinya, karena mengemban amanat dan dukungan dari masyarakat.

“Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih untuk rekan-rekan pedagang kaki lima,” katanya. Dia tidak melihat aksi tersebut dari besarnya dana tapi lebih kepada dukungan moral dari masyarakat.

Jokowi dan pedagang kaki lima di Pasar Klithikan Notoharjo memang punya hubungan istimewa. Pada Juli 2006, Jokowi berhasil memindah hampir seribu pedagang yang berjualan di kawasan Monumen Banjarsari ke lokasi sekarang.

Proses perpindahan diawali dengan pendekatan “jamuan makan” selama 48 kali pertemuan. Hingga akhirnya pedagang setuju dipindah secara bersamaan dengan dikirab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar